Khutbah yang mengganggu

Berbeda dengan pagelaran wayang atau musik yang bersuasana hingar bingar dan penuh senda gurau, prosesi pernikahan adalah suatu rangkaian acara yang anggun, elegant dan terutama haruslah bersuasana khidmat.
Untuk itulah diharapkan semua elemen pendukung haruslah diupayakan dan
mengupayakan diri untuk ikut membangun suasana yang diharapkan ini, termasuk juga tentunya khutbah atau nasehat pernikahan.
Ada segelintir pengkhutbah atau pemberi nasehat pernikahan, yang merasa saat khutbah adalah saat dia "konser" atau "unjuk kepiawaian", sehingga ketika beliau memberikan khutbah, bertindak seperti seorang "dalang", atau "superstar", atau bahkan "komedian", yang melemparkan gurauan yang tidak semestinya.
Karena itulah kita sebagai penyelenggara, sebetulnya mempunyai hak untuk sekedar mengingatkan kepada sang pemberi nasehat hal dibawah ini :

1. Jangan terlalu ingin "melucu" (apalagi kalau tidak lucu), karena ketika memaksakan kelucuan, itu akan mencederai suasana keseluruhan yg ingin dibangun.

2. jangan mengemukakan hal yang bersifat porno/jorok, kalau memang ingin menyampaikan tentang sex education, diharapkan dengan cara yang indah dan terselubung, karena diantara para hadirin ada yang membawa putra putri mereka yang masih dibawah umur.

3. Jangan terlalu lama, apalagi sampai melewati waktu akad nikah yang telah disepakati.

4. Sampaikan hanya hal yang pokok saja.

Apabila sang pemberi nasehat menyadari hal diatas, tentulah diharapkan nasehat yang diberikan kepada kedua calon mempelai tidaklah menjadi KHUTBAH YANG MENGGANGGU.

PERNIKAHAN ANTARA BANYAK HATI

Entah dengan kebudayaan selain Indonesia, ternyata sesuai dengan pengalaman, pernikahan
disini adalah tidak hanya antara dua hati saja.
Banyak hati yang terlibat dalam sebuah acara pernikahan. Hubungan antara hati ini haruslah
sangat mesra demi untuk berlangsungnya acara.
Hati ayah, hati Bunda, hati kedua calon besan, disamping tentunya hati kedua calon
pengantin, haruslah sudah klik, sebelum acara besar pernikahan digelar. Aura indah
pernikahan akan tergantung dari masing masing hati yang terlibat. Apabila ada salah satu
hati yang "macet" untuk berinteraksi dengan yang lainnya, itu akan sangat mempengaruhi
jalinan lingkaran cinta kasih antara kesemuanya, yang ujung ujungnya akan berakibat pada
suramnya aura pernikahan.
Karena itu untuk setiap "hati" yang terlibat dan berkepentingan diharapkan untuk dapat
"menyerap" sinyal dari hati lainnya. Oleh karena itulah maka dapat kita sebutkan bahwa acara
agung itu adalah sebuah PERNIKAHAN ANTARA BANYAK HATI.